Senin, 24 November 2008

Uji Coba Perdana 'Internet Antarplanet'

NASA selesai menguji coba sebuah sistem yang baru pertama kali diluncurkan yaitu sebuah sistem 'internet antarplanet'. Jaringan ini akan dapat dipergunakan secara otomatis untuk menyebarluaskan informasi ke Bumi, wahana antariksa, dan para astronaut, tanpa bantuan manusia untuk mentransmisikannya di setiap terminal.

Wahana antariksa biasanya melakukan komunikasi langsung dengan Bumi untuk memberikan instruksi kepada rover-rover Mars dalam misi eksplorasinya. Spirit dan Opportunity mentransmisikan data ke orbiter lalu diteruskan kembali ke Bumi.

Namun, campur tangan manusia
tetap dibutuhkan untuk menyusun jadwal komunikasi bagi orbiter dan wahana antariksa. "Metode tradisional yang digunakan dalam proyek ini umumnya dilakukan secara manual," kata Jay Wyatt dari Jet Propulsion Laboratory milik NASA di Pasadena, California. "Orang mesti masuk ke sebuah ruangan dan memutuskan kapan saatnya mengirim data."

Sebuah metode baru akan secara otomatis dan efektif memproses data sehingga terkirim dengan cepat melalui internet antarplanet. Segera setelah data terkirim dari satu terminal ke terminal lain melalui jaringan internet, akan tersebar melalui sistem solar ke seluruh antariksa.
Minggu lalu, NASA telah merampungkan uji simulasi jaringan selama satu bulan terhadap Mars lander, orbiter, dan pusat operasi misi di Bumi.

Untuk kebutuhan uji ini, lusinan gambar Mars dan Bulan Phobos ditransmisikan kembali dan diteruskan antara komputer di Bumi dan wahana antariksa Deep Impact milik NASA. Mereka memberi nama baru untuk wahana tersebut yaitu Epoxi, misinya diperluas untuk mencari planet-planet ekstrasolar.

Sebuah diagram internet yang lalu, arpanet, dan sebuah foto jaringan JCR licklider ikut ditransmisikan dalam proyek uji coba tersebut. Uji coba itu merupakan titik kulminasi kolaborasi antara perintis Vinton Cerf dan NASA yang dimulai sejak 1999.

Protokol lapisan jaringan yang baru ini memang berbeda dengan standar komunikasi data yang lama, yang disebut TCP/IP (transmission control protocol/internet protocol). Di Bumi, bila sejumlah data hilang di antara pengirim dan penerima, keduanya akan berkomunikasi kembali dan melanjutkan hingga informasi terkirim.

Hal yang melegakan adalah sistem ini bekerja cukup baik di Bumi. Jaringan ini selalu dalam keadaan tersambung, kata Adrian Hooke, ketua tim di markas besar NASA di Washington, DC.
Protokol yang baru, disebut disruption atau delay tolerant networking (DTN), memberikan perintah kepada jaringan untuk menyimpan informasi hingga menemukan simpul penerima informasi.

Data disiarkan kembali dan dengan membutuhkan proses transmisi sekali saja. "Simpul-simpul itu sendiri yang akan memastikan data berpindah dari sumber ke tujuan," kata Hooke kepada New Scientist.

Untuk menjaga dari gangguan hacker, data ditransmisikan melalui DTN dalam keadaan enkripsi (encrypted). Dalam hal mentransmisi atau mengirim data, sebuah simpul harus dapat mengidentifikasi lainnya, konsep ini disebut mutual suspicion.

Di Bumi, DTN sudah diuji dalam berbagai proyek, mulai dari koneksi seluler pada lokasi terbatas dan meningkatkan komunikasi hingga pada mobil salju untuk memperluas penggunaan internet.
Hooke berharap dapat menggunakan protokol ini dalam misi luar angkasa yang akan datang, mulai dari misi robot ke Bulan. "Targetnya, pada akhir 2011 protokol ini sudah dipergunakan," kata Hooke. (media indonesia minggu23112008)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar